Isi kandungan surat An Nisa Ayat 59 artinya perkata hukum tajwid, menjelaskan tentang pentingnya taat kepada aturan mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 11 beserta tulisan arab dan terjemah ke dalam bahasa Indonesia. – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, adik-adik kelas 2 SMA kelas 11, pada post kali ini, selain hal kami sebutkan diatas, akan memberikan tambahan informasi tentang kesimpulan, contoh dalam kehidupan sehari hari, perilaku yang mencerminkan sikap surat an nisa ayat 59. An Nisaa’ ayat 59 Harapannya memudahkan para siswa siswi murid yang berada pada bangku SMA menjawab berbagai contoh soal pertanyaan berkenaan dengan pentingnya sikap taat kepada aturan yang dalil naqli alquran tercantum surat an nisaa ayat 59. Langsung saja mari kita bahas satu persatu yang menyangkut surat dan ayat sebagaimana berikut dibawah ini. Teks arab tulisan surat an nisa ayat 59 Tulisan arab ini hasil copy paste dari situs Kementerian Agama. Pemilihannya karena pembelajaran PAI juga mengacu kepada Kemenag. Berikut tulisan arab dalam huruf hijaiyah lengkap dengan harakat dan syakalnya. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا Sumber Artinya dalam Bahasa Indonesia Adapun terjemahan secara lengkap dalam bahasa Indonesia mengacu kepada alquran Kemenag online adalah sebagai berikut; Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. sebutkan arti perkata surat an nisaa ayat 59 sebagaimana dalam mata pelajaran PAI kelas 11. baca pentingnya taat kepada aturan Apabila ada pertanyaaan seperti itu, sampean bisa melihat buku PDF terbitan Kemendikbud, yang isinya kami rangkum sebagaimana berikut ini diantara yaitu; artinyatulisan latinBahasa ArabWahai orang-orang yang berimanYaa ayyuha-l ladziina aamanuuيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓاTaatlah kamuAthii’uاَطِيْعُواkepada AllahAllahaاللّٰهَdanWaوَTaatlah kamuAthii’uاَطِيْعُواRasulAr rasuulaالرَّسُوْلَdanWaوَUlil amri pemegang kekuasaanUulil amriاُولِى الْاَمْرِDiantara kamuMinkumمِنْكُمْۚDan jikaFainفَاِنْKamu berselisihTanaaza’tumتَنَازَعْتُمْDalam/tentangFiiفِيْSesuatuSyaiinشَيْءٍMaka kembalikanlah iaFarodduuhuفَرُدُّوْهُKepadaIlaاِلَىAllahAllahiاللّٰهِDan rosulWa-r rosuuliوَالرَّسُوْلِJikaInاِنْKamu adalahKuntumكُنْتُمْkamu berimanTu’minuunaتُؤْمِنُوْنَKepada AllahBillahiبِاللّٰهِDan hari akhirWal yaumil aakhiriوَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗDemikian ituDzaalikaذٰلِكَLebih baik/utamaKhoirunخَيْرٌDanWaوَّSebaik-baikAhsanuاَحْسَنُKesudahan/akibatTa’wiilaaتَأْوِيْلًا Tajwid Surat an-Nisa ayat 59 Hukum Tajwid an nisa ayat 59 sebutkan hukum bacaan ilmu tajwid pada ayat dan surat sebagaimana dimaksud! beberapa contoh dalam ilmu bacaan Tajwid untuk surat an nisa ayat 59 sebagian adalah sebagai berikut; Teks ArabTajwid Hukum BacaanAlasan/Sebabيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَMad jaiz munfasilMad asli bertemu huruf alif diluar kataاٰمَنُوْٓاMad badalHuruf alif tanda baca fathah berdiriاَطِيْعُوا اللّٰهَBacaan tafhiimLafadzz jalaalah sebelumnya tanda dhammahوَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَAl syamsiyahAlif lam bertemu dengan huruf raوَاُولِى الْاَمْرِAl qamariyahHuruf al alif lam bertemu salah satu huruf qamariyah alif/hamzahمِنْكُمْۚIkhfaNun sukun bertemu huruf kafفَاِنْ تَنَازَعْتُمْIkhfaNun sukun نْ bertemu huruf ta’ تفَرُدُّوْهُMad thabi’iDhammah diikuti wau sukunكُنْتُمْikhfaNun sukun bertemu huruf ta’Dan lain sebagainyaMasih banyak lagiSilakan ditambahkan sendiri Isi Kandungan dan Sikap Perilaku yang mencerminkan surat an-nisa ayat 59 adapun isi Kandungan an-Nisā/4 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. Dan apabia terjadi perselisihan maka diperintahkan untuk kembali kepada al-Qur’ān dan hadis. Perintah taat berlaku selama dalam hal yang baik ma’ruf yaitu bukan dalam hal berbuat maksiat kemaksiyatan, dan durhaka kepada Allah. Sebutkan sikap perilaku yang sesuai dan mencerminkan surat annisa ayat 59! maka anda dapat menjawab pertanyaan dengan beberapa jawaban adalah sebagai berikut ini. Selalu taat terhadap perintah Allah dan Rasulullah, meninggalkan larangannya;Merasa menyesal menyesali perbuatan salah tersebut dan takut apabila melanggar aturan Allah dan Rasulullah;Bersikap taat terhadap aturan dan ketentuan dalam kesepakatan kehidupan sehari hari di lingkungan negara, Provinsi, Lingkungan, Rumah, Sekolah dll selama bukan dalam hal maksiat;Taat kepada pemimpin pimpinan selama sesuai dengan ketentuan syara’ agama;Menolak dengan cara yang ma’ruf halus/sopan apabila pemimpin mengajak kepada perbuatan maksiat. Contoh dalam Kehidupan Sehari-Hari Surat an-Nisa Ayat 59 berikut adalah contoh kehidupan sehari hari dalam surat an nisa ayat 59, anda bisa mengembangkan sendiri contohnya. mentaati perintah Allah seperti menjalankan perintah salat wajib, puasa ramadhan, zakat, berhaji bila mampu. Sikap taat dengan keputusan dalam perintah para pemimpin baik tingkat nasional, Provinsi, Kabupaten, Desa, Sekolah, Madrasah, Lingkungan RT RW, Keluarga selama dalam hal yang baik. Contohnya seperti taat terhadap aturan rambu-rambu lalu lintas. Taat menjalankan kegiatan rutin tingkat RT RW seperti membersihkan lingkungan, menghadiri pertemuan rutin, dll. bersikap Taat terhadap peraturan dan ketentuan lingkungan sekolahan semisal berpakaian rapi, rambut tidak gondrong untuk pria, memakai pakaian sopan dan pantas bagi seluruh murid siswa dan siswi. Taat untuk tidak memakai zat zat terlarang sebagaimana diatur dalam undang-undang. Asbabun Nuzul Surat An Nisa Ayat 59 Asbabun Nuzul atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas, berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw /sariyyah. As-Sady memiliki pendapat bahwa surat annisa ayat 59 turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyah. demikian yang dapat kami sampaikan, rangkuman dari mapel Pendidikan Agama Islam tentang Pentingnya Taat terhadap aturan dalam Al Nisaa'4 ayat 59. Wilujeng sonten, wassalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh.
QSAl-Isra’ ayat 32 2. Arti Perkata dan Terjemah QS.An-Nur 24 ayat 2 » Kedudukan dan Fungsi Al Qur’an » QS An-Nahl 16:43 dan Al-Anbiya 21:7 Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi tentang dialog antara nabi Muhammad » Substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw Periode Makkah 1 Substansi dakwah Rasulullah SAW
An-Nisa ayat 59 Arti Perkata – Dikesempatan kali ini akan menyinggung surat An-Nisa ayat ke 59 tentang perintah Allah swt agar kita memiliki perilaku yang taat dan patuh terhadap Allah, Rasul dan Ulil ini juga akan mengutip teks arab, latin serta terjemah perkata mufradat dari surat An-Nisa ayat An-Nisa سورة النسآء merupakan surat ke 4 dalam Al-Quran dengan jumlah ayat yakni 176 ayat dan tergolong kedalam surah madaniyah diturunkan di Madinah.Memiliki arti perempuan, Didalam surat An-Nisa ini memang banyak membahas segala hal yang berkaitan dengan perempuan, salahsatunya contohnya adalah hak pembagian warisan untuk ayat ini sering dijadikan dalil atau umber hukum dalam ilmu jinayah siyasah ilmu hukum islam, Dan barangkali ada sobat yang sedang meneliti ilmu Juga Yuk! Teks Arab, Latin dan Arti Perkata QS An-Nisa Ayat 36يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًاyā ayyuhallażīna āmanū aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụla wa ulil-amri mingkum, fa in tanāza’tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlāWahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik Perkata Surat An-Nisa Ayat 59Download Arti Perkata Lengkap Offlineءَامَنُوٓاْٱلَّذِينَيَٰٓأَيُّهَاberimanorang-orang yangwahaiوَأَطِيعُواْٱللَّهَأَطِيعُواْdan taatlahAllahtaatlah kamuٱلۡأَمۡرِوَأُوْلِيٱلرَّسُولَAmridan ulilRasulتَنَٰزَعۡتُمۡفَإِنمِنكُمۡۖkamu berselisihmaka jikadiantara kamuفَرُدُّوهُشَيۡءٖفِيmaka kembalikanlah iasesuatudalam/tentangوَٱلرَّسُولِٱللَّهِإِلَىdan RasulAllahkepadaتُؤۡمِنُونَكُنتُمۡإِنkamu berimankalian adalahjikaٱلۡأٓخِرِۚوَٱلۡيَوۡمِبِٱللَّهِakhirat/akhirdan harikepada Allahوَأَحۡسَنُخَيۡرٞذَٰلِكَdan sebaik-baiklebih baik/utamadmikian ituتَأۡوِيلًاkesudahan/akibatnyaDownload Arti Perkata Lengkap OfflineJangan dilewat Pengertian, Teks Bacaan Arab, Latin, Terjemah dan Arti Perkata QS. Al-Hujurat Ayat 11-12Demikian artikel kali ini mengenai surat an-nisa ayat 59 yang disajikan lengkap dengan teks arab. latin terjemah yang bisa di copy dan dikutip juga dengan mufradat / terjemah perkata. Semoga bermanfaat buat sobat semua dan bisa mempermudah dalam mengetahui arti / terjemah dari setiap أعلمُ بالـصـوابTeks Arab, Latin dan Terjemah Perkata Surat An-Nisa Ayat 59Arti Perkata Surat An-Nisa Ayat 59
penerbitalquranDesember 16, 2021 Artikel. Penerbit alquran – Bahagia Menurut Al Quran Dan Cara Mendapatkannya; Di dalam Al Quran banyak disebutkan oleh Allah mengenai kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil, mengetahui bahwa manusia adalah makhluk pencari kebahagiaan dan kepuasan untuk dirinya.
Setelah sebelumnya kita telah membahas tentang surat At Talaq ayat 1 beserta tajwid dan penjelasannya,sekarang kita akan membahas tajwid surat An Nisa ayat 59 lengkap beserta penjelasannya. Surat An Nisa Ayat 59 Pada surat An Nisa ayat 59 ini memiliki kandungan yaitu meminta manusia untuk taat kepada perintah Allah SWT juga rasul-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW dan meminta manusia agar taat terhadap Ulil Amri. Kata ulil amri sendiri berasal dari kata umara, ahlul ilmi wal fiqh mereka yang memiliki ilmu dan berpengetahuan tinggi akan fiqh. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah Saw. Itulah yang dimaksud dengan ulil amri. Tajwid Surat An Nisa Ayat 59 Surat An Nisa Ayat 59 [ يٰٓاَيُّهَا ] Mad jaiz munfasil karena ada huruf mad yaitu alif bertemu dengan hamzah pada kalimat yang berbeda dibaca panjang 2 setengah alif atau 5 harakat. [الَّذِ] Alif lam syamsiyah atau idghom syamsiyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah yaitu lam. [ ذِيْنَ ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu ya sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah dibaca panjang satu alif atau 2 harakat. [ اٰمَنُوْٓا ] Mad badal karena asal katanya adalah [ اَطِيْعُو اٰمَنُوْٓا ] Mad jaiz munfasil karena huruf mad bertemu dengan hamzah pada kalimat yang berbeda dibaca panjang 5 harakat. [ اَطِيْعُو ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu ya sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [ اللّٰهَ ] Lam jalalah tahfhim karena ada lafadz Allah sebelumnya ada huruf yang berharokat dhomah maka lafadz Allah tersebut dibaca tafhim atau tebal. [ وَاَطِيْعُو ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu ya sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [ الرَّسُوْلَ ] Alif lam syamsiyah atau idghom syamsiyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah yaitu ro. [ الرَّسُوْلَ ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu wawu sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat dhomah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [ الْاَمْرِ ] Alif lam qomariyah atau idhar qomariyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yaitu hamzah maka lam nya dibaca jelas. [ الْاَمْرِ ] Idhar syafawi karena ada mim mati bertemu dengan huruf idhar syafawi yaitu ro,mim sukunya dibaca jelas tidak memantul dan tidak mendengung. [ مِنْكُمْ ] Ikhfa karena ada nun sukun bertemu dengan huruf ikhfa yaitu kaf maka nun sukun tersebut dibaca samar menyerupai pengucapan “ng”. [ كُمْ فَاِنْ ] Idhar syafawi karena ada mim sukun bertemu dengan huruf idhar syafawi yaitu fa maka mim sukunnya dibaca jelas tidak berdengung dan tidak samar. [ فَاِنْ تَنَا ] Ikhfa karena ada nun sukun bertemu dengan huruf ikhfa yaitu ta maka nun matinya dibaca samar tidak dibaca jelas. [ تَنَا ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu alif bertemu sebelumnya ada huruf yang berharokat fathah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [ عْتُمْ فِيْ ] Idhar syafawi karena ada mim sukun bertemu dengan huruf idhar syafawi yaitu fa maka mim sukun nya dibaca jelas tidak sama dan tidak berdengung. [ فِيْ ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu ya sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [شَيْ] Huruf lin atau harfu lin karena ada ya sukun sebelumnya ada huruf berharokat fathah dibaca “Syai” bukan “Syae”. [شَيْءٍ فَرُ] Ikhfa karena ada nun sukun bertemu dengan huruf ikhfa yaitu fa maka nun matinya dibaca samar tidak dibaca jelas. [ فَرُدُّوْ ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu wawu sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat dhomah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [ اللّٰهِ ] Lam jalalah tahfhim karena ada lafadz Allah sebelumnya ada huruf yang berharokat fathah maka lafadz Allah tersebut dibaca tafhim atau tebal. [ وَالرَّسُوْلِ ] Alif lam syamsiyah atau idghom syamsiyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah yaitu ro. [ وَالرَّسُوْلِ ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu wawu sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat dhomah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [ اِنْ كُنْتُمْ ] Ikhfa karena ada nun sukun bertemu dengan huruf ikhfa yaitu kaf maka nun sukun tersebut dibaca samar menyerupai pengucapan “ng”. [ كُنْتُمْ ] Ikhfa karena ada nun sukun bertemu dengan huruf ikhfa yaitu ta maka nun sukun tersebut dibaca samar menyerupai pengucapan “ng”. [ كُنْتُمْ تُؤْ ] Idhar syafawi karena ada mim sukun bertemu dengan huruf idhar syafawi yaitu ta maka mim sukun nya dibaca jelas tidak sama dan tidak berdengung. [ مِنُوْنَ ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu wawu sukun sebelumnya ada huruf yang berharokat dhomah dibaca panjang satu alif atau dua harakat. [ بِاللّٰهِ ] Lam jalalah tarqiq karena ada lafadz Allah sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah maka lafadz Allah tersebut dibaca tarqiq atau tipis. [ وَالْيَوْمِ ] Alif lam qomariyah atau idhar qomariyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yaitu ya maka lam sukunnya dibaca jelas. [ وَالْيَوْمِ ] Huruf lin atau harfu lin karena ada wawu sukun sebelumnya ada huruf berharokat fathah dibaca “Yau” bukan “Yao”. [ الْاٰ ] Alif lam qomariyah atau idhar qomariyah karena ada alif lam bertemu dengan huruf qomariyah yaitu hamzah maka lam nya dibaca jelas dan Mad thabii karena ada alif mad sebelumnya ada huruf berharakat fathah. [ ذٰ ] Mad thabii karena ada alif mad sebelumnya ada huruf yang berharakat fathah. [ خَيْرٌ ] Huruf lin atau harfu lin karena ada ya sukun sebelumnya ada huruf berharokat fathah dibaca “Khoi” bukan “Khoe”. [ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ ] Idghom maal gunnah karena tanwin dhomah bertemu dengan huruf idghom maal gunnah yaitu wawu maka tanwin dhomahnya dimasukan ke huruf wawu. [ أْوِيْلًا ] Mad thabii karena ada huruf mad yaitu ya sukun sebelumnya ada huruf yang berharakat kasrah dibaca panjang dua alif atau satu harakat. [ أْوِيْلًا ] Mad iwad karena tanwin fathah berada pada posis waqaf maka diabacanya “Laa” bukan “Lan” dibaca panjang satu alif atau dua harakat. Demikian penjelesan tajwid surat An Nisa ayat 59,semoga bisa bermanfaat bagi kita terus belajar untuk memperbaikin bacaan Al Quran maaf jika ada kesalah,karena kesalahan itu murni dari penulis. Jika menemukan kesalahan dalam segi materi atau penulisan mohon segera hubungi kami via email admin ataupun bisa dengan memberi komentar di bawah. Terimakasih Wallahua’alam.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ النساۤء ٥٩Agar penetapan hukum dengan adil tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka diperlukan ketaatan terhadap siapa penetap hukum itu. Ayat ini memerintahkan kaum muslim agar menaati putusan hukum, yang secara hirarkis dimulai dari penetapan hukum Allah. Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah perintah-perintah Allah dalam AlQur'an, dan taatilah pula perintah-perintah Rasul Muhammad, dan juga ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu selama ketetapan-ketetapan itu tidak melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu masalah yang tidak dapat dipertemukan, maka kembalikanlah kepada nilai-nilai dan jiwa firman Allah, yakni Al-Qur'an, dan juga nilai-nilai dan jiwa tuntunan Rasul dalam bentuk sunahnya, sebagai bukti jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya, baik untuk kehidupan dunia kamu, maupun untuk kehidupan akhirat kelak. Hai orang-orang beriman! Taatlah kamu kepada Allah dan kepada rasul-Nya serta pemegang-pemegang urusan artinya para penguasa di antaramu yakni jika mereka menyuruhmu agar menaati Allah dan Rasul-Nya. Dan jika kamu berbeda pendapat atau bertikai paham tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah maksudnya kepada kitab-Nya dan kepada Rasul sunah-sunahnya; artinya selidikilah hal itu pada keduanya yakni jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Demikian itu artinya mengembalikan pada keduanya lebih baik bagi kamu daripada bertikai paham dan mengandalkan pendapat manusia dan merupakan rujukan yang sebaik-baiknya. Ayat berikut ini turun tatkala terjadi sengketa di antara seorang Yahudi dengan seorang munafik. Orang munafik ini meminta kepada Kaab bin Asyraf agar menjadi hakim di antara mereka sedangkan Yahudi meminta kepada Nabi saw. lalu kedua orang yang bersengketa itu pun datang kepada Nabi saw. yang memberikan kemenangan kepada orang Yahudi. Orang munafik itu tidak rela menerimanya lalu mereka mendatangi Umar dan si Yahudi pun menceritakan persoalannya. Kata Umar kepada si munafik, "Benarkah demikian?" "Benar," jawabnya. Maka orang itu pun dibunuh oleh Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Hajaj ibnu Muhammad Al-A'war, dari Ibnu Juraij, dari Ya'la ibnu Muslim, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kalian. An Nisaa59 Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Huzafah ibnu Qais ibnu Addi ketika ia diutus oleh Rasulullah Saw. untuk memimpin suatu pasukan yang sama diketengahkan oleh jamaah lainnya, kecuali Imam Ibnu Majah, melalui hadis Hajaj ibnu Muhammad Al-A'war. Imam Turmuzi mengatakan hadis ini hasan garib, kami tidak mengenalnya kecuali melalui hadis Ibnu Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Sa'd ibnu Ubaidah, dari Abu Abdur Rahman As-Sulami, dari Ali yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. mengirimkan suatu pasukan khusus, dan mengangkat menjadi panglimanya seorang lelaki dari kalangan Ansar. Manakala mereka berangkat, maka si lelaki Ansar tersebut menjumpai sesuatu pada diri mereka. Maka ia berkata kepada mereka, "Bukankah Rasulullah Saw. telah memerintahkan kepada kalian untuk taat kepadaku?" Mereka menjawab, "Memang benar." Lelaki Ansar itu berkata, "Kumpulkanlah kayu bakar buatku." Setelah itu si lelaki Ansar tersebut meminta api, lalu kayu itu dibakar. Selanjutnya lelaki Ansar berkata, "Aku bermaksud agar kalian benar-benar memasuki api itu." Lalu ada seorang pemuda dari kalangan mereka berkata, "Sesungguhnya jalan keluar bagi kalian dari api ini hanyalah kepada Rasulullah. Karena itu, kalian jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah Saw. memerintahkan kepada kalian agar memasuki api itu, maka masukilah." Kemudian mereka kembali menghadap Rasulullah Saw. dan menceritakan hal itu kepadanya. Maka Rasulullah Saw. bersabda kepada mereka Seandainya kalian masuk ke dalam api itu, niscaya kalian tidak akan keluar untuk selama-lamanya. Sebenarnya ketaatan itu hanya dalam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Al-A'masy dengan lafaz yang Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Nafi', dari Abdullah ibnu Umar, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda Tunduk dan patuh diperbolehkan bagi seorang muslim dalam semua hal yang disukainya dan yang dibencinya, selagi ia tidak diperintahkan untuk maksiat. Apabila diperintahkan untuk maksiat, maka tidak boleh tunduk dan tidak boleh Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Yahya Ubadah ibnus Samit, "Kami bersumpah setia kepada Rasulullah Saw. untuk tunduk patuh dalam semua keadaan, baik dalam keadaan semangat ataupun dalam keadaan malas, dalam keadaan sulit ataupun dalam keadaan mudah, dengan mengesampingkan kepentingan pribadi, dan kami tidak akan merebut urusan dari yang berhak menerimanya." Rasulullah Saw. bersabdaTerkecuali jika kalian melihat kekufuran secara terang-terangan di kalangan kalian, dan ada bukti dari Allah diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam dalam hadis yang lain, dari Anas, disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabdaTunduk dan patuhlah kalian, sekalipun yang memimpin kalian adalah seorang budak Habsyah yang kepalanya seperti zabibah anggur kering.Hadis riwayat Imam Abu Hurairah disebutkanKekasihku Nabi Saw. telah mewasiatkan kepadaku agar aku tunduk dan patuh kepada pemimpin, sekalipun dia si pemimpin adalah budak Habsyah yang cacat anggota tubuhnya tuna daksa.Hadis riwayat Imam Ummul Husain. disebutkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. mengatakan dalam khotbah haji wada'-nyaSeandainya seorang budak memimpin kalian dengan memakai pedoman Kitabullah, maka tunduk dan patuhlah kalian riwayat Imam Muslim. Menurut lafaz lain yang juga dari Imam Muslim disebutkanbudak Habsyah yang tuna daksa cacat anggota tubuhnya.Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ali ibnu Muslim At-Tusi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Muhammad ibnu Urwah, dari Hisyam ibnu Urwah, dari Abu Saleh As-Simman, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw. telah bersabda Kelak sesudahku kalian akan diperintah oleh para pemimpin, maka ada pemimpin yang bertakwa yang memimpin kalian dengan ketakwaannya, dan ada pemimpin durhaka yang memimpin kalian dengan kedurhakaannya. Maka tunduk dan patuhlah kalian kepada mereka dalam semua perkara yang sesuai dengan kebenaran, dan bantulah mereka. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikannya bagi kalian dan mereka. Dan jika mereka berbuat buruk, maka baik bagi kalian dan buruk bagi Abu Hurairah Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabdaDahulu umat Bani Israil diperintah oleh nabi-nabi. Manakala seorang nabi meninggal dunia, maka digantikan oleh nabi yang lain. Dan sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku, dan kelak akan ada para khalifah yang banyak. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau perintahkan kepada kami?" Rasulullah Saw. menjawab Tunaikanlah baiat orang yang paling pertama, lalu yang sesudahnya, dan berikanlah kepada mereka haknya, karena sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban dari mereka atas diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Ibnu Abbas Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabdaBarang siapa yang melihat dari pemimpinnya sesuatu hal yang tidak disukainya, hendaklah ia bersabar. Karena sesungguhnya tidak sekali-kali seseorang memisahkan diri dari jamaah sejauh sejengkal, lalu ia mati, melainkan ia mati dalam keadaan mati diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Ibnu Umar Disebutkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabdaBarang siapa yang mencabut janji setianya, maka kelak ia akan menghadap kepada Allah tanpa ada yang membelanya. Dan barang siapa yang meninggal dunia, sedangkan pada pundaknya tidak ada suatu baiat pun, maka ia mati dalam keadaan mati Jahiliah. Hadis riwayat Imam Muslim meriwayatkan pula dari Abdur Rahman ibnu Abdu Rabil Ka'bah yang menceritakan hadis berikut ia masuk ke dalam masjid, dan tiba-tiba ia menjumpai Abdullah ibnu Amr ibnul As sedang duduk di bawah naungan Ka'bah dan di sekelilingnya terdapat banyak orang yang berkumpul mendengarkannya. Lalu aku Abdur Rahman datang kepada mereka dan bergabung duduk dengan mereka. Maka Abdullah ibnu Amr ibnul As menceritakan hadis berikut Kami para sahabat pernah bersama Rasulullah Saw. dalam suatu perjalanan, lalu kami turun istirahat di suatu tempat. Maka di antara kami ada orang-orang yang mempersiapkan kemahnya, ada pula yang berlatih menggunakan senjatanya, dan di antara kami ada orang-orang yang sibuk mengurus unta-unta kendaraannya. Tiba-tiba juru seru Rasulullah Saw. menyerukan, "Salat berjamaah!" Maka kami berkumpul kepada Rasulullah Saw. dan beliau Saw. bersabda Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelumku melainkan diwajibkan baginya memberi petunjuk kepada umatnya tentang kebaikan yang ia ketahui, dan memperingatkan kepada mereka tentang keburukan yang ia ketahui. Dan sesungguhnya ketenteraman umat ini dijadikan pada permulaannya generasi pertamanya, dan kelak malapetaka akan menimpa akhir dari umat ini, juga akan terjadi banyak perkara yang kalian ingkari. Fitnah-fitnah datang menimpa mereka secara beriringan. Suatu fitnah cobaan datang, lalu seorang mukmin berkata, "Inilah kebinasaanku," kemudian fitnah itu lenyap, tetapi disusul lagi oleh fitnah yang lain. Maka orang mukmin berkata, "Fitnah ini datang lagi menyusul fitnah lainnya." Maka barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaklah ketika maut datang menjemputnya ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dan hendaklah ia memberikan kepada orang lain hal-hal yang ia suka bila diberikan kepada dirinya. Barang siapa yang berbaiat berjanji setia kepada seorang imam, lalu si imam memberikan kepadanya apa yang dijanjikannya dan apa yang didambakan hatinya, maka hendaklah ia taat kepadanya sebatas kemampuannya. Dan jika datang orang lain yang hendak menyainginya merebutnya, maka penggallah leher orang lain itu. Abdur Rahman ibnu Abdu Rabbil Ka'bah melanjutkan kisahnya, "Lalu aku mendekat kepadanya Abdullah ibnu Amr ibnul As dan kukatakan kepadanya, 'Aku meminta kepadamu, demi Allah, apakah engkau telah mendengar hadis ini langsung dari Rasulullah Saw.?' Maka Ibnu Amr mengisyaratkan dengan kedua tangannya ditujukan ke arah kedua telinga dan hatinya seraya berkata, 'Aku telah mendengarnya dengan kedua telingaku ini, lalu dihafal baik-baik oleh hatiku'." Abdur Rahman ibnu Abdu Rabbil Ka'bah berkata kepadanya, "Ini anak pamanmu yaitu Mu'awiyah. Dia memerintahkan kepada kita memakan harta di antara kita dengan cara yang batil, dan sebagian dari kita membunuh sebagian yang lain, padahal Allah Swt. telah berfirman 'Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta sesama kalian dengan jalan yang balil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kalian. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada kalian' An Nisaa29." Abdur Rahman ibnu Abdu Rabbil Ka'bah melanjutkan kisahnya, bahwa Ibnu Amr diam sesaat, tidak menjawab, kemudian berkata, "Taatilah dia bila memerintahkan taat kepada Allah, dan durhakailah dia bila memerintahkan durhaka kepada Allah."Hadis-hadis yang menerangkan masalah ini cukup banyak Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Asbat, dari As-Saddi sehubungan dengan firman-Nya taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kalian. An Nisaa59 Bahwa Rasulullah Saw. pernah mengirimkan suatu pasukan khusus di bawah pimpinan Khalid ibnul Walid, di dalam pasukan itu terdapat Ammar ibnu Yasir. Mereka berjalan menuju tempat kaum yang dituju oleh mereka, dan ketika berada di dekat tempat tersebut, mereka turun beristirahat karena hari telah malam. Kemudian mereka diketahui oleh mata-mata kaum yang dituju mereka, lalu mata-mata itu memberitahukan kepada kaumnya akan kedatangan mereka. Maka kaumnya pergi melarikan diri meninggalkan tempat mereka kecuali seorang lelaki yang memerintahkan kepada keluarganya agar semua barang mereka dikemasi. Kemudian ia sendiri pergi dengan berjalan kaki di kegelapan malam hari menuju ke tempat pasukan Khalid ibnul Walid. Setelah ia sampai di tempat pasukan kaum muslim, maka ia menanyakan tentang Ammar ibnu Yasar, lalu ia datang kepadanya dan mengatakan, "Hai Abul Yaqzan, sesungguhnya sekarang aku masuk Islam dan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Sesungguhnya kaumku setelah mendengar kedatangan kalian, mereka semuanya melarikan diri, tetapi aku tetap tinggal di tempat. Maka apakah Islamku ini dapat bermanfaat bagiku besok pagi nanti? Jika tidak, maka aku pun akan ikut lari." Ammar menjawab, "Tidak, bahkan Islammu dapat bermanfaat untuk dirimu. Sekarang pulanglah, dan tetaplah di tempat tinggalmu!" Lalu lelaki itu pulang dan menetap di tempatnya. Pada keesokan harinya Khalid ibnul Walid datang menyerang, dan ternyata ia tidak menemukan seorang pun dari musuhnya selain lelaki tadi, lalu Khalid menawannya dan mengambil semua hartanya. Ketika sampai berita itu kepada Ammar, maka Ammar datang kepada Khalid dan mengatakan kepadanya, "Lepaskanlah lelaki ini, karena sesungguhnya dia telah masuk Islam, dan sesungguhnya dia telah berada di bawah perlindunganku." Khalid berkata, "Atas dasar apakah kamu memberi perlindungan?" Keduanya bertengkar, dan akhirnya keduanya melaporkan peristiwa itu kepada Rasulullah Saw. Maka Rasulullah Saw. memperbolehkan tindakan Ammar, tetapi melarangnya mengulangi perbuatannya lagi, yakni memberikan perlindungan tanpa seizin pemimpin pasukan. Keduanya masih terus berbalas caci-maki di hadapan Rasulullah Saw. Maka Khalid berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau biarkan saja budak yang hina ini mencaciku?" Rasulullah Saw. menjawab Hai Khalid, janganlah engkau mencaci Ammar, karena sesungguhnya barang siapa yang mencaci Ammar, Allah membalas mencacinya, dan barang siapa yang membenci Ammar, Allah membalas membencinya, dan barang siapa yang melaknat Ammar, maka Allah membalas melaknatnya. Ammar masih dalam keadaan emosi. Maka ia bangkit dan pergi, lalu diikuti oleh Khalid. Kemudian Khalid menarik bajunya dan meminta maaf kepadanya. Akhirnya Ammar memaafkannya. Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kalian. An Nisaa59Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ulil amri yang terdapat di dalam firman-Nya dan ulil amri di antara kalian.An Nisaa59 Bahwa yang dimaksud adalah ahli fiqih dan ahli agama. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ata, Al-Hasan Al-Basri dan Abul Aliyah, bahwa makna firman-Nya dan ulil amri di antara kalian. An Nisaa59 adalah para menurut makna lahiriah ayat —hanya Allah yang lebih mengetahui— makna lafaz ini umum mencakup semua ulil amri dari kalangan pemerintah, juga para ulama. Allah Swt. telah berfirmanMengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka, tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Al Maidah63maka tanyakanlah oleh kalian kepada orang-orang yang berilmu, jika kalian tidak mengetahui. Al Anbiyaa7Di dalam sebuah hadis sahih yang telah disepakati kesahihannya dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabdaBarang siapa yang taat kepadaku, berarti ia taat kepada Allah, barang siapa yang durhaka kepadaku, berarti ia durhaka kepada Allah. Dan barang siapa yang taat kepada amirku, berarti ia taat kepadaku, dan barang siapa yang durhaka terhadap amirku, berarti ia durhaka tersebut di atas merupakan dalil-dalil yang memerintahkan agar taat kepada ulama dan pemerintah. Karena itulah dalam surat ini disebutkan Taatilah Allah. An Nisaa59 Yakni ikutilah ajaran Kitab Al-Qur'an-Nya. dan taatilah Rasul-Nya. An Nisaa59 Maksudnya, amalkanlah sunnah-sunnahnya. Dan ulil amri di antara kalian. An Nisaa59 Yaitu dalam semua perintahnya kepada kalian menyangkut masalah taat kepada Allah, bukan durhaka kepada Allah, karena sesungguhnya tidak ada ketaatan kepada makhluk bila menganjurkan untuk berbuat durhaka terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta. Seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis sahih yang mengatakanSesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam masalah Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Ibnu Hurayyis, dari Imran ibnu Husain, dari Nabi Saw. yang telah bersabda Tidak ada ketaatan dalam maksiat terhadap Allah Swt.Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al-Qur'an dan Rasul sunnahnya.Menurut Mujahid dan bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf, yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah mengembalikan hal tersebut kepada Kitabullah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah ini merupakan perintah Allah Swt. yang menyebutkan bahwa segala sesuatu yang diperselisihkan di antara manusia menyangkut masalah pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya, hendaknya perselisihan mengenainya itu dikembalikan kepada penilaian Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Seperti yang disebut oleh ayat lain, yaitu firman-NyaTentang sesuatu apa pun kalian berselisih, maka putusannya terserah kepada Allah. Asy Syuura10Maka apa yang diputuskan oleh Kitabullah dan Sunnah Rasulullah yang dipersaksikan kesahihannya, maka hal itu adalah perkara yang hak. Tiadalah sesudah perkara yang hak, melainkan hanya kebatilan belaka. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. An Nisaa59 Kembalikanlah semua perselisihan dan kebodohan itu kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, lalu carilah keputusan masalah yang kalian perselisihkan itu kepada keduanya. jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.An Nisaa59Hal ini menunjukkan bahwa barang siapa yang tidak menyerahkan keputusan hukum kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya di saat berselisih pendapat, dan tidak mau merujuk kepada keduanya, maka dia bukan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Firman Allah Swt.Yang demikian itu lebih Utama bagi kalian.Yakni menyerahkan keputusan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, serta merujuk kepada keduanya dalam menyelesaikan perselisihan pendapat merupakan hal yang lebih lebih baik lebih baik akibat dan penyelesaiannya, menurut pendapat As-Saddi dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Sedangkan menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah lebih baik penyelesaiannya, apa yang dikatakan Mujahid ini lebih dekat kepada orang-orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa Muhammad, taatilah Allah, rasul-rasul- Nya dan penguasa umat Islam yang mengurus urusan kalian dengan menegakkan kebenaran, keadilan dan melaksanakan syariat. Jika terjadi perselisihan di antara kalian, kembalikanlah kepada al-Qur'ân dan sunnah Rasul-Nya agar kalian mengetahui hukumnya. Karena, Allah telah menurunkan al-Qur'ân kepada kalian yang telah dijelaskan oleh Rasul-Nya. Di dalamnya terdapat hukum tentang apa yang kalian perselisihkan. Ini adalah konsekwensi keimanan kalian kepada Allah dan hari kiamat. Al-Qur'ân itu merupakan kebaikan bagi kalian, karena, dengan al-Qur'ân itu, kalian dapat berlaku adil dalam memutuskan perkara-perkara yang kalian perselisihkan. Selain itu, akibat yang akan kalian terima setelah memutuskan perkara dengan al-Qur'ân, adalah yang terbaik, karena mencegah perselisihan yang menjurus kepada pertengkaran dan kesesatan.MK675h.